Kebaya Yogyakarta merupakan salah satu pakaian adat yang sangat iconic di wilayah Yogyakarta ini. Pakaian ini memiliki ciri khas dengan penggunaan kain beludru sebagai material utama. Warna yang umumnya digunakan adalah hitam tetapi terdapat juga banyak variasi yang menggunakan bahan seperti sutera, brokat, dan beludru. Kebaya juga merupakan pakaian yang telah dibuat oleh perempuan Indonesia termasuk nenek buyut Stube yang merupakan seorang penjahit.
Kebaya juga merupakan busana tradisional Jawa yang digemari perempuan Indonesia karena tampilannya yang anggun. Sebenarnya, bukan hanya Yogyakarta saja yang memiliki kebaya, melainkan daerah-daerah lain di Indonesia seperti Solo, Jawa Barat, Bali dan lainnya. Dulunya, kebaya Yogyakarta umumnya dipakai oleh perempuan priyayi dan bangsawan. Kalau sekarang, siapapun bisa mengenakannya. Sebagai pelengkap, kebaya ditambah perhiasan, sanggul, dan alas kaki.
Mengapa kebaya dikatakan kebaya?
Istilahlah "KEBAYA" diyakini berasal dari kata serapan Arab kaba atau qaba yang berarti "pakaian". Istilah ini mungkin berhubungan dengan kata Arab abaya (bahasa Arab: عباءة) yang berarti jubah atau garmen longgar. Isstilah tersebut kemudian diperkenalkan ke Nusantara melalui kata serapan dari bahasa Portugis, cabaya.
Komentar
Posting Komentar